02 July 2009

Mengingatmu


I

Wajahmu mengganggu malamku
seperti serigala datang bersama suara dan purnama
menakutiku perlahan aroma rahangmu juga tercium
dari balik gunung gelap aku merinding dan terguling


II

“Nenden aku tau kau mabuk seperti rinduku”

ingin sekali ku-memelukmu membalas kerinduan yang panjang ini
namun, tanah ini gila seperti palestina jauh terkucilkan

"Nenden aku tau kau mabuk seperti rinduku”

biarlah kerinduan ini sepi panas seperti asap knalpot
aku ingin bersuara berteriak di tengah jalan-jalan
agar kau tau menghampirimu lebih perih dari peperangan
lebih misteri dari pohon-pohon keramat lebih jelas dari para penjarah di kota-kota

hati yang terbungkus kertas puisi
di tanah kinanah ini aku melahap beribu-ribu kata mengingatmu
dengan sejuta tanda tanya dan satu titik


III

Aku terus mengikuti rintik hujan
termanggu di sudut kamar
gairahku seperti dulu masa lalu diam seperti waktu
Nenden, bibirmu merekah membasahi perasaanku

jauh sekali samuderamu melambaikan ombaknya
datang menghampiri menyusuri perlahan membanjiri
aku di sini tenggelam terkulai dilain pulau
menatapmu adalah cerita lama
jauh tanah pasir kuinjak perlahan membatu
dan tubuh ini menjadi patung-patung luxor

mungkin satu atau dua tahunan lagi hutan penghalang itu terbakar
sementara ini ku eratkan pelukan
panas menyengat bersama api dan kesabaran
seperti nelayan berjalan dengan cahaya purnama

sendiri aku terus menciummu berkali-kali
berguling seperti ombak membungkuk merayap
dalam sajak-sajak.

Kairo, 2 juli 2009