28 April 2011

Menulis? siapa takut...


Pertama kali aku menulis ingat waktu itu kurang lebih tahun 2006-2007 di Kairo, dengan judul 'lampu kamar itu' (kalau tidak salah). Baru beberapa bulan tinggal di Kairo tepatnya di daerah Rob'ah, aku langsung dipinta oleh redaktur jurnal Aspirasi untuk mengisi kolom yang kosong, padahal dari dulu belum pernah sama sekali menulis.

-Sebelumnya. Jurnal Aspirasi adalah sebuah jurnal milik mahasiswa Indonesia yang ada di kairo yang mana dipegang oleh mayoritas alumni dari PonPes Baitul Arqom yang eksist untuk mengembangkan minat jurnalistiknya. Dan sampai sekarang jurnal tersebut masih giat dalam melucuti budaya maupun keilmuan Islam.

Tak terasa sudah hampir lima tahun diriku belajar menulis sekalipun tidak serius namun hati ini ingin sekali menjadi penulis seperti para penulis lainnya.

Dengan rasa terpaksa waktu itu karena memang mayoritas mahasiswa di sana kalau tidak benar-benar memanfaatkan waktunya akan terkena virus malas yang tak tertandingi. Di tengah-tengah biaya yang cukup mahal baik biaya lahiriah maupun biaya bathiniah. Mungkin soal biaya lahiriyah mahasiswa di sana bisa mencari solusinya dengan bekerja di berbagai mat'am(rumah makan), Travel, tiketing, dll. tapi kalau kering bathin atau kurang kasih sayang dari keluarga, teman dll, kemana lagi mereka mencari penggantinya.

Pada fase-fase tertentu menulis itu sangat meng-asikan seperti ada teman curhat; ia tak pernah marah bahkan ia memberikan banyak sekali kemanfaatannya seperti:

-Berfikir: menulis pasti harus berfikir, pernah kah kita mendengar bahwa dengan berpikir kita akan pintar dan dengan kepintaran kita bisa bermanfaat untuk banyak orang.

-Niat baik: setiap penulis juga mesti berniat baik, karena di setiap diri penulis menginginkan ada nilai kemanfaatannya untuk orang lain khususnya yang penulis tujukan.

-Belajar: dalam soal kepenulisan belajar tentu menjadi nilai yang teratas, karena peranannya sangat berkaitan dengan informasi.

Dari uraian di atas tentu masih banyak sekali kemanfaatan menulis, baik dari segi sosial, fsikologi, agama, maupun ekonomi.




Semoga bermanfaat!


Lemburawi, jumat 29 april 2011

26 April 2011

Neng aku ingin menulis puisi


(Buat N. K)

"Neng aku ingin menulis puisi sekalipun kau melebihi puisi"

Matamu, cahaya bulan yang keluar dari gumpalan awan malam

dalam kolam kurasakan dalam-dalam

"Neng aku ingin menulis puisi sekalipun kau melebihi puisi"

Senyummu, mahligai rindu yang madu, diam-diam menyibak tirai kedalaman samudera

"Neng aku ingin menulis puisi sekalipun kau melebihi puisi"

Cintamu, semerbak bunga di tebing terjal membius angin mengantarkan senja pada nirwana




Lemburawi, 14 september 2010